SINTANGMEDIA : Seperti diketahui, Kabupaten Sintang terpilih menjadi lokasi khusus karena terjadi tren peningkatan angka kematian ibu dan bayi sejak 2017 hingga 2020. Tahun 2017 angka kematian ibu mencapai 11 kasus, 2018 terjadi 11 kasus, 2019 terjadi 15 kasus. Pada tahun 2020 sampai November 2020 sudah mencapai 16 kasus kematian ibu dan itu menjadi angka tertinggi se Kalbar.
Terkait hal tersebut, Kasi Kesejahteraan Keluarga dan Gizi Masyarakat pada Dinkes Sintang, Florida Ida mengungkapkan dalam hal kematian bayi, sering terjadi saat kehamilan, melahirkan dan nifas. Kematian ibu disebabkan pendarahan dan hipertensi dalam kehamilan.
“Ini penyumbang tertinggi penyebab kematian ibu. Dalam hal kematian bayi sering terjadi pada bayi usia 0-28 hari. Dan paling banyak pada usia 1 minggu karena bayi tidak segera menangis atau tidak bisa menangis secara spontan. Kemudian juga disebabkan berat badan yang rendah,” ujar Ida.
Ida berharap keterlibatan pemerintah dan masyarakat desa dalam menurunkan AKI dan AKB ini. Selama ini, kata Ida penanganan penurunan AKI dan AKB masih belum terkonvergensi atau masih terkotak-kotak dan hanya dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan saja.
“Kami ingin agar masyarakat desa yang bergerak aktif untuk menurunkan AKI dan AKB ini. Kasus yang terjadi selama ini karena terlambat dalam penanganan, terlambat pengenalan bahaya risiko, dan keterlambatan dalam rujukan,” harapnya. (Up)
Editor : PETRUS HERI SUTOPO